Swestimahardini's Blog

Just another WordPress.com weblog

Tugas Bahasa Indonesia : perbedaan dan ciri-ciri topik, tema, judul || langkah-langkah membuat outline, macam-macam outline || cara membatasi sebuah topik || unsur-unsur alinea, ciri-ciri kalimat utama dan kaliamat penjelas, macam-macam alinea. November 19, 2011

Filed under: Uncategorized — swestimahardini @ 2:22 pm

 

1.  (A) PERBEDAAN TOPIK, TEMA, dan JUDUL

 

Topik (bahasa Yunani:topoi) adalah inti utama dari seluruh isi tulisan yang hendak disampaikan atau lebih dikenal dengan topik pembicaraan.Topik adalah hal yang pertama kali ditentukan ketika penulis akan membuat tulisan.Topik yang masih awal tersebut, selanjutnya dikembangkan dengan membuat cakupan yang lebih sempit atau lebih luas.[2] Terdapat beberapa kriteria untuk sebuah topik yang dikatakan baik, diantaranya adalah topik tersebut harus mencakup keseluruhan isi tulisan, yakni mampu menjawab pertanyaan akan masalah apa yang hendak ditulis.

 

Tema merupakan suatu gagasan pokok atau ide pikiran dalam membuat suatu tulisan. Di setiap tulisan pastilah mempunyai sebuah tema, karena dalam sebuah penulisan dianjurkan harus memikirkan tema apa yang akan dibuat. Dalam menulis cerpen,puisi,novel,karya tulis, dan berbagai macam jenis tulisan haruslah memiliki sebuah tema. Jadi jika diandaikan seperti sebuah rumah, tema adalah atapnya. Tema juga hal yang paling utama dilihat oleh para pembaca sebuah tulisan.

 

Judul adalah nama yang dipakai untuk buku, bab dalam buku, kepala berita, dan lain-lain, identitas atau cermin dari jiwa seluruh karya tulis, bersifat menjelaskan diri dan yang menarik perhatian dan adakalanya menentukan wilayah(lokasi). Dalam artikel judul sering disebut juga kepala tulisan. Ada juga yang mendefinisikan judul sebagai lukisan suatu artikel atau juga disebut miniature isi bahasan.

Judul dapat dikatakan sebagai jabaran topic atau tema. Karena itu, judul harus mampu mencerminkan topic atau tema, tidak boleh menyimpang dari intinya.

 

  1. (B) CIRI-CIRI TOPIK, TEMA, dan JUDUL

 

Ciri-ciri topik:

1. Topik harus menarik perhatian si pembaca, sehingga mampu menimbulkan rasa keingintahuan pembaca.
2. Mencakup keseluruhan isi cerita.

 

Ciri-ciri tema:

1.Dalam novel dan cerpen, tema biasanya dapat dilihat melalui persoalan yang dikemukakan.

2. Tema juga dapat dilihat melalui cara-cara watak itu bertentangan satu sama lain, bagaimana cerita diselesaikan.

3. Tema dapat dikesan melalui peristiwa, kisah, suasana dan unsur lain seperti nilai kemanusiaan yang terdapat dalam    cerita, plot cerita, perwatakan watak-watak dalam sebuah cerita.

 

Ciri-ciri judul:

1. Relevan dengan tema cerita tersebut, atau ada keterkaitan dengan beberapa bagian penting dari tema tersebut.

2. Biasanya judul harus provokatif dengan menarik si pembaca dan menimbulkan keingintahuan pembaca terhadap isi  cerita tersebut.

3. Judul terdiri dari lima kata dan diusahakan tidak boleh lebih.

4. Judul tidak boleh mengambil bentuk kalimat atau frasa yang panjang, tetapi berbentuk kata yang singkat.

5. Judul harus mencerminkan topic atau tema, tidak boleh menyimpang.

 

 

2. (A) LANGKAH-LANGKAH MEMBUAT OUTLINE

 

  • Cantumkan sub – sub bagian
  •  Pergunakanlah tanda yang berbeda untuk memperlihatkan tingkat (hierarki) butir – butir dalam kerangka
  •  Jagalah agar hubungan antara bagian dengan sub bagiannya selalu konsistan dan jelas
  •  Mulailah dengan pembagian secara garis besar dahulu dengan menyeluruh
  •  Setelah itu uraikan setiap butir kedalam sub-sub bagian

 

2. (B) MACAM-MACAM OUTLINE

 

A. Berdasar Sifat Rinciannya:

1. Kerangka karangan Sementara / Non-formal:

cukup terdiri atas dua tingkat, dengan alasan:

a) topiknya tidak kompleks

b) akan segera digarap

2. Kerangka karangan formal:

terdiri atas tiga tingkat, dengan alasan:

a) topiknya sangat kompleks

b) topiknya sederhana, tetapi tidak segera digarap

Langkah-langkahnya yaitu :

Rumuskan tema berupa tesis , kemudian pecah-pecah menjadi sub-ordinasi yang dikembangkan untuk menjelaskan gagasan utama. Tiap sub-ordinasi dapat dirinci lebih lanjut. Tesis yang dirinci minimal tiga tingkat sudah dapat disebut kerangka karangan formal.

Agar tingkatan-tingkatan jelas hubungannya, dipergunakan simbol-simbol dan tipografi yang konsisten bagi tingkat yang sederajat.

Simbol-simbol dapat berupa:

Topik tingkat 1: angka Romawi I, II, dan seterusnya

Topik tingkat 2: huruf kapital A, B, dan seterusnya

Topik tingkat 3: angka Arab 1, 2, dan seterusnya

Topik tingkat 4: huruf kecil a, b, dan seterusnya

Topik tingkat 5: angka Arab dalam kurung (1), (2) , dan seterusnya

Topik tingkat 6: huruf kecil dalam kurung (a), (b), dan seterusnya

 

 

3. CARA MEMBATASI SEBUAH TOPIK
1.Tetapkanlah topik yang akan digarap dalam kedudukan sentral.

2.Mengajukan pertanyaan, apakah topik yang berada dalam kedudukan sentral itu masih dapat dirinci lebih lanjut. Bila dapat, tempatkanlah rincian itu sekitar lingkaran topik pertama tadi.

3.Tetapkanlah dari rincian tadi mana yang akan dipilih.

4.Mengajukan pertanyaan apakah sektor tadi masih dapat dirinci lebih lanjut atau tidak.
Dengan demikian dilakukan secara berulang sampai diperoleh sebuah topik yang sangat khusus dan cukup sempit.

 

 

4. (A) UNSUR-UNSUR ALINEA
1. Topik/ tema/ gagasan utama/ gagasan inti/ pokok pikiran, merupakan hal terpernting dalam pembuatan suatu alinea atau paragraf agar kepaduan kalimat dalam satu paragraf atau alinea dapat terjalin sehingga bahasan dalam paragraf tersebut tidak keluar dari pokok pikiran yang telah ditentukan sebelumnya.

2. Kalimat utama atau pikiran utama yang menjadi dasar pengembangan sebuah paragraf. Gagasan atau pikiran utama itu dapat dikembangkan ke dalam kalimat. Kalimat yang mengandung pikiran utama disebut kalimat utama. Keberadaan kalimat utama itu bisa di awal paragraf, di akhir paragraf maupun diawal dan diakhir paragraf.

3. Kalimat penjelas gagasan yang fungsinya menjelaskan gagasan utma. Gasasan penjelas biasanya dinyatakan ke dalam beberapa kalimat. Kalimat yang mengandung gagasan penjelas disebut kalimat penjelas.

4. Judul (kepala karangan).

Syarat suatu judul:

a. Provokatif (menarik)

b. Berbentuk frase

c. Relevan (sesuai dengan isi)

d. Logis

e. Spesifik

 

 

4. (B) CIRI-CIRI KALIMAT UTAMA dan KALIMAT PENJELAS

 

Ciri kalimat utama :

1. Mengandung permasalahan yang potensial untuk diuraikan lebih lanjut

2. Mengandung kalimat lengkap yang dapat berdiri sendiri

3. Mempunyai arti yang jelas tanpa dihubungkan dengan kalimat lain

4. Dapat dibentuk tanpa kata sambung atau transisi
Ciri kalimat penjelas :

1. Sering merupakan kalimat yang tidak dapat berdiri sendiri

2. Arti kalimatnya baru jelas setelah dihubungkan dengan kalimat lain dalam satu alinea

3. Pembentukannya sering memerlukan bantuan kata sambung atau frasa penghubung atau kalimat transisi

4. Isinya berupa rincian, keterangan, contoh, dan data lain yang bersifat mendukung kalimat topik

 

 

4. (C) MACAM-MACAM ALINEA

 

1.  Eksposisi: berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi informasi.

2. Argumentasi: bertujuan membuktikan kebenaran suatu pendapat/ kesimpulan dengan data/ fakta konsep sebagai alasan/ bukti.

3. Deskripsi: berisi gambaran mengenai suatu hal atau keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat, merasa atau mendengar hal tersebut.

4. Persuasi: karangan ini bertujuan mempengaruhi emosi pembaca agar berbuat sesuatu.

5. Narasi: karangan ini berisi rangkaian peristiwa yang susul-menyusul, sehingga membentuk alur cerita. Karangan jenis ini sebagian besar berdasarkan imajinasi.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Referensi :

 

  1. Wahyu R.N, Tri. 2006. Bahasa Indonesia. Jakarta. Universitas Gunadarma
  2. Wiyanto, Asul. 2006. Terampil Menulis Paragraf. Grasindo
  3. http://id.wikipedia.org/wiki/Topik
  4. http://id.wikipedia.org/wiki/Tema
 

Leave a comment